Rabu, 22 Mei 2013


Manajemen Data Kesehatan

BAB II
PEMBAHASAN



a.      Pengertian Manajemen data
Manajemen data adalah rangkaian kegiatan pengelolahan data mulai dari kegiatan pencatatan, pengumpulan, pengolahan, analisis data hinggaa menjadi suatu informasi. Tahapannya dari manajemen data adalah pencatatan data, pengumpulan data, pengolahan data, termasuk didalamnya analisis data, penyajian atau visualisai data, pemantauan dan umpan balik.
Merupakan tatanan yang menghimpun berbagai upaya administrasi kesehatan yang ditopang oleh pengelolaan data dan informasi, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainyana derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Manajemen kesehatan diselengarakan melalui administrasi kesehatan, yaitu kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasam,serta pertanggungjawaban penyelengaraan pembangunan kesehatan.Agar administrasi kesehatan dapat dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna, diperlukan dukungan tiga unsur lain dari manajemen kesehatan, yaitu pengelolaan informasi kesehatan, pengelolaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) kesehatan, serta penyelengar hukum kesehatan. Dibeberapa negara, faktor-faktor yang mempengaruhi suatu manajemen kesehatan adalah sebagai berikut:
a)      Perencanaan
Perencanaan merupakan fase kebijakan untuk menentukan sasaran yang akan mempengaruhi semua komponen baik individu maupun secara lingkungan.
b)      Administrasi
Administrasi dibuat untuk mempercepat proses keputusan, pengawasan dan aktivitas lainnya yang menjamin tingkat kepuasan sebuah sistem kesehatan terhadap pelanggannya
c)      Regulasi
Berjalannya sebuah sistem membutuhkan sesuatu regulasi              (standar pelaksanaan) dari tingkat yang lebih tinggi terutama regulasi pemerintah. Regulasi ini harus menjamin unsur-unsur sistem kesehatan tersedia . beberapa hal yang harus ter-cover oleh sebuah regulasi yaitu mengenai kondisi lingkungan secara fisik, fasilitas dan kesehatan personal, serta jasa pelayanan kesehatan.
d)     Legalitas
Setiap sistem kesehatan baik secara langsung ataupun tidak langsung memiliki dukungan hukum.

Dalam kegiatan apa saja, agar kegiatan dapat mencapai tujuannya secara efektif diperlukan pengaturan yang baik. Demikian juga kegiatan dan atau pelayanan kesehatan masyarakat memerlukan pengaturan yang baik,agar tujuan tiap kegiatan atau program itu tercapai dengan baik.proses pengaturan kegiatan ilmiah ini di sebut menejeman,sedangkan proses untuk mengatur kegiatan-kegiatan atau pelayanan kesehatan di sebut”menejemen pelayanan kesehatan”.
1.    Menejemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakaan orang lain.( robert D terry)
2.    Manajemen adalah proses dimana pelaksanaan dari suatu tujuan diselengarakan dan diawasi ( Encyclopasdia of social sciences)
3.    Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain dengan mencapai hasil (tujuan) yang tidak dapat dicapai oleh hanya satu orang saja( Evancevich, 1989).
Dari batasan-batasan tersebut diatas dapat diambil kesimpulan umum bahwa manajemen adalah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain guna mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan suatu pekerjaan. Apabila batasan ini diterapkan dalam bidang kesehatan masyarakat dapat dikatakan sebagai berikut. “manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan non petugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan.”
Seperti telah disebutkan diatas bahwa manajemen itu suatu seni mengatur orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi atau unit pelayanan, maka manajemen tersebut mempunyai fungsi-fungsi. Dari berbagai pendapat para ahli dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fungsi-fungsi manajemen itu pada garisnya terdiri dari :
a.    Perencanaan ( planning )
b.    Pengorganisasian( organizing)
c.    Penyusunan personalia( staffing)
d.   Pengkoorganisasian ( coordinating)
e.    Penyusunan anggaran( budgeting)

a.      PERENCANAAN KESEHATAN
            Perencanaan kesehatan adalah merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan itu memungkinkan para pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan sumberdaya mereka secara berhasil guna dan berdaya guna banyak batasan perencanaan yang telah dibuat oleh para ahli. Dari batasan-batasan yang telah ada dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa: perencanaan adalah suatu kegiatan atau proses penganalisisan dan pemahaman sistem, penyusunan konsep, dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan demi masa depan yang baik. Dari batasan iian yang bersifat rutin.ni dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan atntara lain:
a.    Perencanaan harus didasarkan kepada analisis dan pemahaman sistem dengan baik.
b.    Perencanaan pada hakkekatnya menyusun konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan misi organisasi.
c.    Perencanaan secara implisit mengemban misi organisasi untuk mencapai hari depan yang lebih baik.
Oleh sebab itu hasil peroses perencanaan adalah” rencana” (planning) perencanaan atau rencana iitu sendiri banyak macamnya, antara lain:
a.    Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana
1.    Rencana jangka panjang ( long trem planning) yang berlaku antara 10-25 tahun.
2.    Rencana jangka menengah ( medium range planning) yang berlaku antara 5-7 tahun.
3.    Rencana jangka pendek ( shortrange planning) umumnya berlaku hanya untuk 1 tahun.
b.    Dilihat dari tingkatannya
1.    Rencana induk (master plan) lebih menitik beratkan uraian kebijakan organisasi. Rencana ini mempunyai tujuan jangka panjang dan mempunyai ruang lingkup yg luas.
2.    Rencana oprasional ( oprational planning) lebih menitik beratkan pada petunjuk dalam melaksanakan suatu progtam.
3.    Rencana harian ( day to day planning) ialah rencana harian yang bersifat rutin.
c.    Ditinjau dari ruang lingkupnya
1.    Rencana strategic( strategi planning) berisikan uraian tentang kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Model rencana ini sulit untuk berubah
2.    Rencana praktis ( tatican planning) ialah rencana yang berisi uraian yang bersifat jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatan-kegiatannya, asalkan tujuan tidak berubah.
3.    Rencana menyeluruh ( komprehensif) ialah rencana yang mengandung uraian secara menyeluruh dan lengkap.
4.    Rencana terintegrasi ( intregrated planning) ialah rencana yang mengandung uraian yg menyeluruh bersifat terpadu, misalnya denga program lain diluar kesehatan.
Meskipun ada berbagai jenis perencanaan berdasarkan aspek-aspek tersebut diatas, namun prakteknya sulit untuk dipisah-pisahkan seperti pembagian tersebut . Misalnya: berdasarkan tingkatannya suatu rencana termasuk rencana induk, tetapi juga merupakan rencana strategis berdasarkan ruang lingkupnya, dan rencana jangka panjang berdasarkan jangka waktunya.

B.  System informasi kesehatan
Sistem informasi kesehatan dapat dibedakan dalam berbagai perspektif (Van de Velde dan Degoulet, 2003):
1.      Perspektif Fungsional
2.      Perspektif arsitektur teknologi

Dua perspektif ini bersifat generic dan tidak hanya berlaku untuk system Informasi Kesehatan saja, tetapi juga untuk system informasi lainnya.Secara umum system informasi Kesehatan yang dikembangkan bertujuan untuk (Hannah et al,. 2006):
1.      Mengurangi redundansi data
2.      Menyediakan data yang berkualitas
3.      Memelihara integritas data
4.      Melindungi keamanan data
5.      Memudahkan antarmuka dengan kemajuan teknologi
6.      Memudahkan akses ke data yang terintegrasi


a.       Perspektif fungsional
Secara fungsional Sistem Informasi Kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 3 macam system Informasi, yaitu Sistem informasi rumah sakit, system informasi kesehatan public, dan system informasi klinis.

Ø  Sistem Informasi rumah sakit
Menurut catatan Van de Velde dan Degoulet (2003), Sistem Informasi Rumah Sakit telah menggabungkan fungsi administrative dan medis. Dalam konteks ini, system Informasi Rumah Sakit juga biasanya dimulai dengan Sistem Informasi untuk mendukung administrasi keuangan Rumah sakit untuk menentukan dan merekapitulasi besar tagihan yang ditanggung untuk pasien. Pada tahap awal ini, Sistem Informasi Rumah Sakit cenderung bersifat otomatisasi proses, yang sebelumnya m,engandalkan manusia yang potensi kesalahannya besar, digantikan dengan system informasi dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi dan menghemat waktu dalam pelayanan.
Di Amerika, Pada tahun 1980an, Sistem Informasi Rumah Sakit berkembang pada tahap yang lebih lanjut dan focus pada produktivitas. Sistem Informasi pendukung keuangan yang sebelumnnya didasarkan pada free-per-service digantikan dengan biaya penggunaan sumberdaya, seperti obat-obatan. Pada sisi medis, Sistem Informasi yang cenderung mengotomatisasi proses yang sudah ada, menjadi system informasi yang mendukung dokter, perawat, dan lembaga penyedia jasa  kesehatan lainnya. Tujuan system informasi rumah sakit yang dikembangkan adalah untuk meningkatan layanan kepada pasien dan kualitas pengambilan keputusan.

Ø  System Informasi Kesehatan Public
Sistem Informasi kesehatan Public muncul karena tuntutan akan integrasi informasi yang tersebar. System ini disebut juga community health information systems (Van de Velde dan degoulet, 2003), e- Public health information system (Tan et al.,2005) atau public health informatics (Yasnoff et al.,2001). Sistem Informasi kesehatan Public menurut Yasnoff, Overhage, Humphreys, dan La venture (2001:537) didefinisikan sebagai, “the systematic application of information and computer scienes to public health practice, research, and learning”.Perkembangan bidang ini dan diseminasi pengetahuan dan keahlian informatika kepada professional kesehatan public adalah kunci pembuka potensi sitem informasi untuk meningkatkan kesehatan public.
Sistem Informasi Kesehatan public mempunyai vakupan yang cukup luas. Kantor-kantor pemerintahan yang mengurusi kesehatan dan lembaga layanan kesehatan non rumah sakit pun, seperti pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), masuk dalam ranah system informasi ini. Fungsi surveillance atau pemantauan perkembangan kondisi kesehatan masyarakat (seperti pemantauan epidemic) dapat dimasukkan ke dalam satu fitur system informasi kesehatan public ini.

Ø  System Informasi klinis
Tujuan utama pembuatan system informasi klinis adalah untuk mengurangi biaya dengan memberikan informasi yang membantu dokter untuk mengambil keputusan dalam aktivitas sehari-hari. System informasi klinis tidak hanya membantu dokter dalam menangani masalah administrative pasien, tetapi lebih dari itu, untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pasien. System informasi klinis dapat didukung dengan system pendukung keputusan, yang diantaranya membantu dalam diagnose penyakit dan menentukan tindakan medis.
Ada dua pertimbangan sekaligus yang digunakan untuk menggunakan system ini, yaitu pertimbangan ekonomis untuk efisiensi dan pertimbangan medis untuk meningkatkan kualitas layanan. System informasi klinis ini dapat diadopsi pada level individu dokter atau lembaga pelayanan kesehatan non rumah sakit.

b.      Perspektif Arsitektur Teknologi
Pada era teknologi yang semakin lebih dekat kea rah mobilitas pengguna, tiga pengembangan terpenting dalam system informasi kesehatan adalah pengembangan system informasi berbasis pada kompinen objek, system terdistribusi, dan teknologi mobile.
a)      Sistem informasi Berbasis Komponen Objek
Teknologi berbasis pada komponen objek mengubah paradigm tegnologi berbasis pada perpindahan data (data-driven technology) menjadi arsitektur berbasis pada pengetahuan (knowledge-driven technology) yang menekankan pada proses penyelesaian masalah. Dengan basis pada komponen objek, memungkinkan aturan bisnis, kebijakan, dan berbagai macam peraturan yang lain diintegrasikan ke dalam system informasi. Komponen merupakan unit dari software  yang membangun keseluruhan system. Setiap komponen merupakan proses tersendiri yang memiliki masukan dan atau keluaran. Pengembangan Sistem Informasi kesehatan berbasi objek memungkinkan system dikembangkan secara modular (berbasis pada komponen) yang memungkinkan proses penambahan fitur dan fungsionalitas secara lebih mudah di masa depan. Setiap modul akan memiliki property, dan memiliki method yang dipergunakan untuk memanipulasi property yang dia miliki untuk diberikan output sesuai yang diinginkan.

b)      Sistem terdistribusi
Dalam era keterbukaan dan era keterhubungan maka diperlukan mekanisme yang ddapat menghubungkan antar satu system dengan system yang lain. Proses keterhubungan ini menjadi kompleks ketika tiap dibangun dengan platform dan system yang berbeda. Sebagai contoh, sebuah rumah sakit dapat melayani proses booking kamar pasien secara online dan melayani pembayaran tagihan rumah sakit melalui internet banking. Setiap system yang terkait, yakni system informasi rumah sakit, system perbankan yang melayani pembayaran, dan user interface pembayaran, harus terhubung dengan mekanisme yang memungkinkan mereka bertukar data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses tersebut.
Mekanisme distribusi yang dimungkinkan adalah dengan menggunakan web, CORBA, DCOM, dan web services. Dengan menggunakan system terdistribusi, data akan dikirimkan ke antar system yang berbeda, dan dikirimkan melalui jaringan computer. Dalam lingkungan terdistribusi, aplikasi yang berjalan merupakan kumpulan intteraksi dari berbagai kkomponen, yakni objek data, objek aplikasi, dan user interface.

c)      Mobile Communication
Saat ini teknologi mobile seperti handphone, PDA (personal digital assistant), dan berbagai macam teknologi wireless lainnya memungkinkan proses komputasi dan pemanfaatan system informasi kesehatan dipergunakanj oleh pengguna yang secara fisik tidak terhubung secara langsung dengan system. System ini memungkinkan akses terhadap sistem informasi kesehatan secara remote maupun secara llokal baik dari sisi administrator maupun pengguna sevara umum (regular user) Sistem informasi kesehatan dapat diintegrasikan dengan teknologi mobile yang populer seperti SMS, MMs, atupun dapat berupa apliikasi yang diinstal diperangkat sperti handphone ataupun PDA dengan teknologi seperti java mobile, Symbian atau PocketPC application. Aplikasi mobile ini dapat diintegrasikan dengan konsep sistem terdistribusi.
Dengan sistem yang diintegrasikan, pengguna akan dimudahkan untuk mengakses data-data kesehatan yang mereka miliki tanpa harus dating kelokasi. Sebagai contoh, seorang pasien yang melakukan cek darah di sebuah laboratorium, akan segera mendapatkan hasilnya dua jam kemudian, dan hasil ini dapat diakses dengan menggunakan internet. Pada contoh lain, seorang dokter dapat langsung terhubung dengan rekam medis seorang pasien dengan menggunakan PDA yang terhubung dengan sistem jaringan yang ada dalam rumah sakit yang bersangkutan. Bahkan ketika antar rumah sakit sudah terintegrasi satu dengan yang lain, melalui sistem terdistribusi salah satunya, seorang petugas rekam medis dirumah sakit sebelumnya dari seorang pasien rujukian pun sudah dapat segera diakses, untuk kemudian diberikan penanganan yang tepat.


DAFTAR PUSTAKA



Notoatmodjo,soekidjo.2003.Ilmu kesehatan masyarakat.Pt rineka citra. Jakarta.
Kusuma,dewi Sri.dkk.2009.Informatika kesehatan.Graha ilmu.yogyakarta.
Wiku,Adisasmito.2007.Sistem kesehatan.Pt raja grafindo persada.jakarta.
http://swarajalanan.blogspot.com/2011/10/sejarah-perkembangan-kesehatan.html

Rabu, 15 Mei 2013

pembentukan dan Persiapan ASI
Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan
sakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam.
Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :
1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk.
2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.
3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi.
 asi eklusif adalah bayi yang hanya diberikan asi saja selama 6 bulan tanpa ada makanan atau minuman tambahan. bayi sebaiknya diberikan asi saja karena guna menjaga ketahanan tubuhnya.
 http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/ts1.jpg

Rabu, 08 Mei 2013

selamat datang didunia ku,,
semoga apa yang ada disini bisa bermanfaat buat kalian ya,,