Manajemen Data Kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian
Manajemen data
Manajemen
data adalah rangkaian kegiatan pengelolahan data mulai dari kegiatan
pencatatan, pengumpulan, pengolahan, analisis data hinggaa menjadi suatu
informasi. Tahapannya dari manajemen data adalah pencatatan data, pengumpulan
data, pengolahan data, termasuk didalamnya analisis data, penyajian atau
visualisai data, pemantauan dan umpan balik.
Merupakan
tatanan yang menghimpun berbagai upaya administrasi kesehatan yang ditopang
oleh pengelolaan data dan informasi, pengembangan dan penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan
saling mendukung guna menjamin tercapainyana derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Manajemen kesehatan diselengarakan melalui administrasi
kesehatan, yaitu kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan
pengawasam,serta pertanggungjawaban penyelengaraan pembangunan kesehatan.Agar
administrasi kesehatan dapat dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil
guna, diperlukan dukungan tiga unsur lain dari manajemen kesehatan, yaitu
pengelolaan informasi kesehatan, pengelolaan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) kesehatan, serta penyelengar hukum kesehatan. Dibeberapa negara,
faktor-faktor yang mempengaruhi suatu manajemen kesehatan adalah sebagai
berikut:
a) Perencanaan
Perencanaan merupakan fase kebijakan
untuk menentukan sasaran yang akan mempengaruhi semua komponen baik individu
maupun secara lingkungan.
b) Administrasi
Administrasi dibuat untuk mempercepat
proses keputusan, pengawasan dan aktivitas lainnya yang menjamin tingkat
kepuasan sebuah sistem kesehatan terhadap pelanggannya
c) Regulasi
Berjalannya sebuah sistem membutuhkan
sesuatu regulasi (standar
pelaksanaan) dari tingkat yang lebih tinggi terutama regulasi pemerintah.
Regulasi ini harus menjamin unsur-unsur sistem kesehatan tersedia . beberapa
hal yang harus ter-cover oleh sebuah regulasi yaitu mengenai kondisi lingkungan
secara fisik, fasilitas dan kesehatan personal, serta jasa pelayanan kesehatan.
d) Legalitas
Setiap sistem kesehatan baik secara
langsung ataupun tidak langsung memiliki dukungan hukum.
Dalam kegiatan apa
saja, agar kegiatan dapat mencapai tujuannya secara efektif diperlukan
pengaturan yang baik. Demikian juga kegiatan dan atau pelayanan kesehatan
masyarakat memerlukan pengaturan yang baik,agar tujuan tiap kegiatan atau
program itu tercapai dengan baik.proses pengaturan kegiatan ilmiah ini di sebut
menejeman,sedangkan proses untuk mengatur kegiatan-kegiatan atau pelayanan
kesehatan di sebut”menejemen pelayanan kesehatan”.
1. Menejemen
adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakaan orang
lain.( robert D terry)
2. Manajemen
adalah proses dimana pelaksanaan dari suatu tujuan diselengarakan dan diawasi (
Encyclopasdia of social sciences)
3. Manajemen
adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain dengan mencapai hasil (tujuan)
yang tidak dapat dicapai oleh hanya satu orang saja( Evancevich, 1989).
Dari batasan-batasan
tersebut diatas dapat diambil kesimpulan umum bahwa manajemen adalah suatu
kegiatan untuk mengatur orang lain guna mencapai suatu tujuan atau
menyelesaikan suatu pekerjaan. Apabila batasan ini diterapkan dalam bidang
kesehatan masyarakat dapat dikatakan sebagai berikut. “manajemen kesehatan
adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan
non petugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program
kesehatan.”
Seperti telah
disebutkan diatas bahwa manajemen itu suatu seni mengatur orang lain dalam
mencapai tujuan-tujuan organisasi atau unit pelayanan, maka manajemen tersebut
mempunyai fungsi-fungsi. Dari berbagai pendapat para ahli dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa fungsi-fungsi manajemen itu pada garisnya terdiri dari :
a. Perencanaan
( planning )
b. Pengorganisasian(
organizing)
c. Penyusunan
personalia( staffing)
d. Pengkoorganisasian
( coordinating)
e. Penyusunan
anggaran( budgeting)
a.
PERENCANAAN
KESEHATAN
Perencanaan kesehatan adalah
merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan manajemen diatur dan
diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan itu memungkinkan para
pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan sumberdaya mereka secara
berhasil guna dan berdaya guna banyak batasan perencanaan yang telah dibuat
oleh para ahli. Dari batasan-batasan yang telah ada dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa: perencanaan adalah suatu kegiatan atau proses penganalisisan
dan pemahaman sistem, penyusunan konsep, dan kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan-tujuan demi masa depan yang baik. Dari batasan iian yang
bersifat rutin.ni dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan atntara lain:
a. Perencanaan
harus didasarkan kepada analisis dan pemahaman sistem dengan baik.
b. Perencanaan
pada hakkekatnya menyusun konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan dan misi organisasi.
c. Perencanaan
secara implisit mengemban misi organisasi untuk mencapai hari depan yang lebih
baik.
Oleh
sebab itu hasil peroses perencanaan adalah” rencana” (planning) perencanaan
atau rencana iitu sendiri banyak macamnya, antara lain:
a. Dilihat
dari jangka waktu berlakunya rencana
1. Rencana
jangka panjang ( long trem planning) yang berlaku antara 10-25 tahun.
2. Rencana
jangka menengah ( medium range planning) yang berlaku antara 5-7 tahun.
3. Rencana
jangka pendek ( shortrange planning) umumnya berlaku hanya untuk 1 tahun.
b. Dilihat
dari tingkatannya
1. Rencana
induk (master plan) lebih menitik beratkan uraian kebijakan organisasi. Rencana
ini mempunyai tujuan jangka panjang dan mempunyai ruang lingkup yg luas.
2. Rencana
oprasional ( oprational planning) lebih menitik beratkan pada petunjuk dalam melaksanakan
suatu progtam.
3. Rencana
harian ( day to day planning) ialah rencana harian yang bersifat rutin.
c. Ditinjau
dari ruang lingkupnya
1. Rencana
strategic( strategi planning) berisikan uraian tentang kebijakan tujuan jangka
panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Model rencana ini sulit untuk berubah
2. Rencana
praktis ( tatican planning) ialah rencana yang berisi uraian yang bersifat
jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatan-kegiatannya, asalkan tujuan tidak
berubah.
3. Rencana
menyeluruh ( komprehensif) ialah rencana yang mengandung uraian secara
menyeluruh dan lengkap.
4. Rencana
terintegrasi ( intregrated planning) ialah rencana yang mengandung uraian yg
menyeluruh bersifat terpadu, misalnya denga program lain diluar kesehatan.
Meskipun ada berbagai
jenis perencanaan berdasarkan aspek-aspek tersebut diatas, namun prakteknya
sulit untuk dipisah-pisahkan seperti pembagian tersebut . Misalnya: berdasarkan
tingkatannya suatu rencana termasuk rencana induk, tetapi juga merupakan
rencana strategis berdasarkan ruang lingkupnya, dan rencana jangka panjang
berdasarkan jangka waktunya.
B. System informasi kesehatan
Sistem informasi kesehatan dapat
dibedakan dalam berbagai perspektif (Van de Velde dan Degoulet, 2003):
1.
Perspektif Fungsional
2.
Perspektif arsitektur teknologi
Dua perspektif ini bersifat generic dan
tidak hanya berlaku untuk system Informasi Kesehatan saja, tetapi juga untuk
system informasi lainnya.Secara umum system informasi Kesehatan yang
dikembangkan bertujuan untuk (Hannah et al,. 2006):
1.
Mengurangi redundansi data
2.
Menyediakan data yang berkualitas
3.
Memelihara integritas data
4.
Melindungi keamanan data
5.
Memudahkan antarmuka dengan kemajuan
teknologi
6.
Memudahkan akses ke data yang
terintegrasi
a.
Perspektif fungsional
Secara
fungsional Sistem Informasi Kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 3 macam
system Informasi, yaitu Sistem informasi rumah sakit, system informasi
kesehatan public, dan system informasi klinis.
Ø Sistem
Informasi rumah sakit
Menurut
catatan Van de Velde dan Degoulet (2003), Sistem Informasi Rumah Sakit telah
menggabungkan fungsi administrative dan medis. Dalam konteks ini, system
Informasi Rumah Sakit juga biasanya dimulai dengan Sistem Informasi untuk
mendukung administrasi keuangan Rumah sakit untuk menentukan dan merekapitulasi
besar tagihan yang ditanggung untuk pasien. Pada tahap awal ini, Sistem
Informasi Rumah Sakit cenderung bersifat otomatisasi proses, yang sebelumnya
m,engandalkan manusia yang potensi kesalahannya besar, digantikan dengan system
informasi dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi dan menghemat waktu dalam
pelayanan.
Di
Amerika, Pada tahun 1980an, Sistem Informasi Rumah Sakit berkembang pada tahap
yang lebih lanjut dan focus pada produktivitas. Sistem Informasi pendukung
keuangan yang sebelumnnya didasarkan pada free-per-service digantikan dengan
biaya penggunaan sumberdaya, seperti obat-obatan. Pada sisi medis, Sistem
Informasi yang cenderung mengotomatisasi proses yang sudah ada, menjadi system
informasi yang mendukung dokter, perawat, dan lembaga penyedia jasa kesehatan lainnya. Tujuan system informasi
rumah sakit yang dikembangkan adalah untuk meningkatan layanan kepada pasien
dan kualitas pengambilan keputusan.
Ø System
Informasi Kesehatan Public
Sistem
Informasi kesehatan Public muncul karena tuntutan akan integrasi informasi yang
tersebar. System ini disebut juga community health information systems (Van de
Velde dan degoulet, 2003), e- Public health information system (Tan et
al.,2005) atau public health informatics (Yasnoff et al.,2001). Sistem
Informasi kesehatan Public menurut Yasnoff, Overhage, Humphreys, dan La venture
(2001:537) didefinisikan sebagai, “the systematic application of information
and computer scienes to public health practice, research, and
learning”.Perkembangan bidang ini dan diseminasi pengetahuan dan keahlian
informatika kepada professional kesehatan public adalah kunci pembuka potensi
sitem informasi untuk meningkatkan kesehatan public.
Sistem
Informasi Kesehatan public mempunyai vakupan yang cukup luas. Kantor-kantor
pemerintahan yang mengurusi kesehatan dan lembaga layanan kesehatan non rumah
sakit pun, seperti pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), masuk dalam ranah
system informasi ini. Fungsi surveillance atau pemantauan perkembangan kondisi
kesehatan masyarakat (seperti pemantauan epidemic) dapat dimasukkan ke dalam
satu fitur system informasi kesehatan public ini.
Ø System
Informasi klinis
Tujuan
utama pembuatan system informasi klinis adalah untuk mengurangi biaya dengan
memberikan informasi yang membantu dokter untuk mengambil keputusan dalam
aktivitas sehari-hari. System informasi klinis tidak hanya membantu dokter
dalam menangani masalah administrative pasien, tetapi lebih dari itu, untuk
meningkatkan kualitas layanan kepada pasien. System informasi klinis dapat
didukung dengan system pendukung keputusan, yang diantaranya membantu dalam
diagnose penyakit dan menentukan tindakan medis.
Ada
dua pertimbangan sekaligus yang digunakan untuk menggunakan system ini, yaitu
pertimbangan ekonomis untuk efisiensi dan pertimbangan medis untuk meningkatkan
kualitas layanan. System informasi klinis ini dapat diadopsi pada level
individu dokter atau lembaga pelayanan kesehatan non rumah sakit.
b.
Perspektif Arsitektur Teknologi
Pada
era teknologi yang semakin lebih dekat kea rah mobilitas pengguna, tiga pengembangan
terpenting dalam system informasi kesehatan adalah pengembangan system
informasi berbasis pada kompinen objek, system terdistribusi, dan teknologi
mobile.
a) Sistem
informasi Berbasis Komponen Objek
Teknologi berbasis pada
komponen objek mengubah paradigm tegnologi berbasis pada perpindahan data
(data-driven technology) menjadi arsitektur berbasis pada pengetahuan
(knowledge-driven technology) yang menekankan pada proses penyelesaian masalah.
Dengan basis pada komponen objek, memungkinkan aturan bisnis, kebijakan, dan
berbagai macam peraturan yang lain diintegrasikan ke dalam system informasi.
Komponen merupakan unit dari software
yang membangun keseluruhan system. Setiap komponen merupakan proses
tersendiri yang memiliki masukan dan atau keluaran. Pengembangan Sistem
Informasi kesehatan berbasi objek memungkinkan system dikembangkan secara
modular (berbasis pada komponen) yang memungkinkan proses penambahan fitur dan
fungsionalitas secara lebih mudah di masa depan. Setiap modul akan memiliki
property, dan memiliki method yang dipergunakan untuk memanipulasi property
yang dia miliki untuk diberikan output sesuai yang diinginkan.
b) Sistem
terdistribusi
Dalam era keterbukaan
dan era keterhubungan maka diperlukan mekanisme yang ddapat menghubungkan antar
satu system dengan system yang lain. Proses keterhubungan ini menjadi kompleks
ketika tiap dibangun dengan platform dan system yang berbeda. Sebagai contoh,
sebuah rumah sakit dapat melayani proses booking kamar pasien secara online dan
melayani pembayaran tagihan rumah sakit melalui internet banking. Setiap system
yang terkait, yakni system informasi rumah sakit, system perbankan yang
melayani pembayaran, dan user interface pembayaran, harus terhubung dengan
mekanisme yang memungkinkan mereka bertukar data yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proses tersebut.
Mekanisme distribusi
yang dimungkinkan adalah dengan menggunakan web, CORBA, DCOM, dan web services.
Dengan menggunakan system terdistribusi, data akan dikirimkan ke antar system
yang berbeda, dan dikirimkan melalui jaringan computer. Dalam lingkungan
terdistribusi, aplikasi yang berjalan merupakan kumpulan intteraksi dari
berbagai kkomponen, yakni objek data, objek aplikasi, dan user interface.
c) Mobile
Communication
Saat ini teknologi mobile seperti handphone, PDA
(personal digital assistant), dan berbagai macam teknologi wireless lainnya
memungkinkan proses komputasi dan pemanfaatan system informasi kesehatan
dipergunakanj oleh pengguna yang secara fisik tidak terhubung secara langsung
dengan system. System ini memungkinkan akses terhadap sistem informasi
kesehatan secara remote maupun secara llokal baik dari sisi administrator
maupun pengguna sevara umum (regular user) Sistem informasi kesehatan dapat
diintegrasikan dengan teknologi mobile yang populer seperti SMS, MMs, atupun
dapat berupa apliikasi yang diinstal diperangkat sperti handphone ataupun PDA
dengan teknologi seperti java mobile, Symbian atau PocketPC application.
Aplikasi mobile ini dapat diintegrasikan dengan konsep sistem terdistribusi.
Dengan sistem yang
diintegrasikan, pengguna akan dimudahkan untuk mengakses data-data kesehatan
yang mereka miliki tanpa harus dating kelokasi. Sebagai contoh, seorang pasien
yang melakukan cek darah di sebuah laboratorium, akan segera mendapatkan
hasilnya dua jam kemudian, dan hasil ini dapat diakses dengan menggunakan
internet. Pada contoh lain, seorang dokter dapat langsung terhubung dengan
rekam medis seorang pasien dengan menggunakan PDA yang terhubung dengan sistem
jaringan yang ada dalam rumah sakit yang bersangkutan. Bahkan ketika antar
rumah sakit sudah terintegrasi satu dengan yang lain, melalui sistem
terdistribusi salah satunya, seorang petugas rekam medis dirumah sakit
sebelumnya dari seorang pasien rujukian pun sudah dapat segera diakses, untuk kemudian
diberikan penanganan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo,soekidjo.2003.Ilmu kesehatan masyarakat.Pt rineka citra. Jakarta.
Kusuma,dewi Sri.dkk.2009.Informatika kesehatan.Graha ilmu.yogyakarta.
Wiku,Adisasmito.2007.Sistem kesehatan.Pt raja grafindo persada.jakarta.
http://swarajalanan.blogspot.com/2011/10/sejarah-perkembangan-kesehatan.html